Event tahunan yang dinanti masyarakat Indonesia, yaitu pameran otomotif.  Pertengahan tahun pasca lebaran, pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show atau disingkat GIIAS di ICE BSD City, Tangerang Selatan dari 18 Juli 2019 lalu hingga 28 Juli 2019.


Astra Financial  menjadi sponsor utama GIIAS 2019, tahun ini adalah tahun ke-2 Astra Financial menjadi platinum sponsor. Setelah sukses juga acara GIIAS ini digelar di Surabaya.





Jajaran Direksi di acara pembukaan Astra Financial di  GIIAS 2019, ICE BSD.
Astra Financial sebagai platinum sponsor GIIAS 2019


Saya baru tahu ternyata Astra Financial itu mempunyai beberapa lembaga jasa keuangan (LJK), tepatnya ada 11 lembaga jasa keungan yaitu PermataBank, Astra Credit Companies (ACC), Federal International Finance ( FIFGROUP), Toyota Astra Finance (TAF), Surya Artha Nusantara Finance, Komatsu Astra Finance, Asuransi Astra (asuransi umum), Astra Life (asuransi jiwa), Astra Ventura, Astra Welab Digital Arta dan Dana Pensiun Astra. Komplit ya, selain bank, asuransi,  kredit sampai dana pensiun pun ada. 

Didukung enam lembaga jasa keuangan (LJK) antara lain Astra Credit Companies (ACC), Toyota Astra Financial Services (TAF), FIFGROUP, PermataBank, Asuransi Astra dan Astra Life. Tahun 2018 lalu Astra Financial sukses menjadi sponsor utama pada GIIAS 2018.








Libur Lebaran telah usai sebelumnya mohon maaf lahir batin ya masih bulan Syawal.
Sudah waktunya kembali bekerja dan sekolah. Semangat ya!!

Seperti semangat anak-anak kicik kita yang telah lulus sekolah, selesai rapotan dan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Baik itu naik ke kelas berikutnya maupun naik ke jenjang sekolah berikutnya.
Liburan sekolah telah tiba, saatnya kita jalan-jalan. Kemana ya, yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. 






Tradisi umat islam ketika menjelang bulan pussa Ramadhan akan berbondong-bondong pulang kampung untuk sowan  ke rumah  orang tua untuk meminta maaf dan silahturahmi. Selain itu juga ziarah ke makam orang tua dan leluhur yang telah meninggal pun  juga sudah menjadi tradisi  yang sampai sekarang melekat di masyarakat Indonesia. 

Hasrat untuk berjumpa dengan orang tua semakin membuncah ketika kita yang tidak tinggal satu kota dengan orang tua.
Terutama dengan Ibu atau AMBU  yang  dalam Bahasa Sunda artinya panggilan untuk ibu dengen Bahasa yang halus dan santun.

Pas banget ya, nonton film AMBU yang berlatar belakang suku Baduy, Jawa Barat. 
Aku kira film ini bakalan biasa saja, plot dan ceritanya. Ternyata aku salah perasaan. Polemik di pertengahan sampai ahir bulir air mata mengalir under control.

Bukan hal yang berlebihan ketika menyebutkan program "Menuju Indonesia Merdeka Sinyal" dengan istilah 'Menancap di Bumi, Menembus Langit'. Bagi kita yang tinggal di kota besar, urusan sinyal mah gampang, bisa diakses dimana saja bahkan gratis menggunakan wi-fi di cafe-cafe, kantor, working place bahkan di stasiun KRL kini bisa menikmati wi-fi gratis. Beda halnya dengan masyarakat Indonesia di Indonesia Timur maupun di desa-desa yang sangat susah mendapatkan sinyal.

Demi menyuguhkan sinyal ke seluruh pelosok Nusantara, pemerintah menanam serat optik serta menggelarnya di lautan melintasi pulau demi pulau. Di sisi lain, struktur geografis Indonesia tak memungkinkan serat optik ini ditanam di seluruh penjuru negeri.

Namun, dengan bekerja sama dengan Perusahaan Pasific Satelit Nusantara (PSN), sebuah operator satelit swasta tertua di Indonesia, membuat Indonesia merdeka dari sinyal menjadi mungkin dengan membuat 'Proyek Langit', yaitu peluncuran satelit yang akan menaungi Indonesia dengan sinyal.



Ya, Menancap di Bumi, Menembus Langit.

Diskusi "Menuju Indonesia Merdeka Sinyal" ini disampaikan dalam Forum Merdeka Barat, 10 April 2019 dengan 4 Narasumber utama, yaitu : Bp. Janu Suryanto, Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementrian Perindustrian; Bp. Ir. Anang Latif, ST. M.Sc, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti); Bp. Meidiyanto Andwiputro, GM Marketing PT Pasific Satelit Nusantara; Bp. Aba Maulaka (Kepala Dinas Kominfo Provisnsi NTT).
Narasumber Forum "Menuju Indonesia Merdeka Sinyal"
(Sumber Foto : Dokpri)


Bapak Anang menyebutkan bahwa Pemerintah kini sedang mengembangkan proyek Palapa Ring untuk menghadirkan sinyal yang ngebut, internet cepat ke pelosok de desa, terutama di bagian selatan dan timur, karena untuk Indonesia bagian barat telah digarap oleh provider. Sementara, bagian selatan dan timur Indonesia merupakan daerah yang secara bisnis tidak layak karena tingginya nilai investasi dengan jumlah pengguna yang rendah. Namun, disinilah peran pemerintah untuk menggarap sektor ini, menghadirkan sinyal 4G walau tanpa menuai profit.

Dapat kita bayangkan pesatnya lalu lintas internet Indonesia di masa depan. Jika kamu merupakan pelaku bisnis, maka sudah saatnya beralih ke bisnis online, tentunya dengan strategi yang lebih luar biasa lagi. Pesatnya internet juga akan memudahkan masyarakat Indonesia memasarkan hasil buminya.

Bukan hanya di sisi bisnis saja yang akan mengalami peningkatan, namun di segi yang lain seperti kesehatan, pendidikan akan dapat lebih mudah diakses dengan adanya Internet yang cepat. Indonesia akan semakin maju!

Hadir pula di forum ini, perwakilan dari pemerintah daerah Nusa Tenggara Timur yang dalam kesempatan tersebut menyampaikan terimakasih kepada Menkominfo yang telah mendukung penyediaan jaringan cepat di NTT. Siswanya dapat mengikuti UNBK dengan baik, serta warga menjadi bahagia karena bisa berkomunikasi menggunakan fitur video call dengan sanak saudara yang berada di luar NTT. Bahkan, kini di NTT sudah berkembang layanan pemerintah berbasis elektronik. Wow! NTT kini tidak lagi susah sinyal.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, saya mendukung dan mendoakan program pemerintah ini terealisasi dengan baik, lancar dan akan membuat Indonesia semakin sejahtera ^_^.